Review Film The Maze Runner

Review Film: The Maze Runner

Judul : The Maze Runner
Adaptasi dari : The Maze Runner karya James Dashner
Durasi film : 113 menit
Pemain :Dylan O'Brien, Kaya Scodelario, Thomas Brodie-Sangster, Will Poulter, Ki Hong Lee, Aml Ameen
Sutradara : Wes Ball
Genre : Post Apocalypse
Rating : Remaja


Review:

Biasanya, kalau ada film based on books yang saya ingin tonton, pas hari film itu diputer, atau 1-2 hari setelahnya saya selalu langsung capcus ke bioskop terdekat. Sayangnya, butuh waktu lebih dari 2 minggu bagi saya untuk nonton The Maze Runner (TMR), karena di Kalibata Mall, filmnya adalah film lokal semua. Ngga, bukannya saya ngga dukung film lokal, soalnya ini kan masalah selera. Tapiiii...please deh, masa di semua bioskop sudah mejeng poster TMR dan hanya Kalibata, bioskop yang setia menemani saya dalam menikmati film - film semasa saya di Jakarta tega mengkhianati saya sih? #hahalebay :)) Syukurlah hari Minggu kemaren akhirnya saya kesampaian juga nonton TMR di Hollywood XXI :'D.
Saya belum pernah baca buku TMR, sama seperti Percy Jackson : Sea of Monster, The Mortal Instrument : City of Bones The Hunger Games : Catching Fire, dan Divergent. Sebenarnya saya pun nonton TMR karena hype teman - teman di grup PNFI (Penggemar Novel Fantasy Indonesia), terutama Maryana yang kayaknya suka banget sama buku ini. Tanpa ekspektasi apa - apa, selain juga tidak baca spoiler maupun diskusi tentang film ini, saya pun mulai menonton adegan pertama TMR yang...gelap - gelapan. Oke, sumpah, adegan pertamanya emang gelap :v. Tapi, penonton lalu dikenalkan dengan tokoh utama kita yaitu Thomas (Dylan O'Brien). Thomas tidak tahu siapa dirinya dan kenapa dirinya ada di dalam sebuah kotak. Saat membuka mata, dia disambut dengan gerombolan pemuda tanggung nan kinyis (cuma satu aja sih :D) yang menyebut daerah mereka tinggal sebagai The Glade. Awalnya mereka menamai Thomas dengan panggilan "Greenie" alias "Buncis Hijau" karena Thomas belum ingat namanya.



Thomas pun disambut hangat oleh Alby (Aml Ameen), sang pemimpin The Glade dan Newt (Thomas Brodie-Sangster) yang...ya ampuuuun ni cowok kok cakeep nan kinyis nan imuuut banget, bikin saya ber-kyaaa kyaaa sepanjang film dan suami saya cuma bisa mendengus :P.  Newt (yang cute) ini menjelaskan pada Thomas aturan di Glade dan bahwa mayoritas dari mereka sudah menghabiskan waktu selama 3 tahun di Glade. Newt juga menghimbau Thomas agar tidak masuk ke dalam Maze. Hanya para Runner, yang dipimpin oleh Minho (Ki Hong Lee) yang boleh masuk ke Maze karena mereka adalah pelari tercepat dan juga kuat, kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menelusuri Maze dan mencari jalan keluar. Di hari pertamanya, Thomas yang panik sudah bikin masalah dan memancing amarah Gally (Will Poulter) yang taat aturan. Tapi di sisi lain Thomas juga dapat teman baik yaitu Chuck (Blake Cooper), selain Alby dan Newt yang mendukungnya.


Masalah muncul saat Thomas yang ingin membantu Newt, pergi ke hutan dan diserang oleh Ben, salah seorang Runner. Penghuni Glade heran karena Ben disengat pada siang hari. Bagian ini lumayan bikin bingung, karena saya ngga ngerti, si Ben ini disengat apaan sih? Adegan berlanjut dengan Alby memutuskan untuk menemani Minho menjadi Runner dan menjelajahi Maze. Tapi, sampai matahari terbenam mereka belum balik juga, dan saat kembali Alby sudah disengat! Penghuni Glade hanya bisa putus asa dan merelakan Minho dan Alby terjebak di Maze. Tapi Thomas justru masuk ke dalam Maze untuk menyelamatkan Alby! Thomas dan Minho berusaha menggotong Alby yang pingsan, tapi ketika monster dalam Maze yaitu Grievers (yang mirip laba - laba) masuk dan menyerang mereka, Minho malah kabur. Thomas yang ngga mau menyerah malah memancing sang Griever, dan sukses membunuhnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Glade, ada yang berhasil kembali dengan selamat dari Maze. Thomas pun yakin mereka bisa keluar dari Maze.

Cerita pun berlanjut dengan Thomas yang merencanakan jalan keluar dari Glade bersama Newt dan Minho, sementara Gally terus bersikap antagonis ke Thomas. Masalah pun semakin pelik ketika 3 hari setelah Thomas di Glade dan berhasil mengungkap rahasia Maze, pihak W.C.K.D yang selama ini mengirim pemuda - pemuda itu ke Glade justru mengirim seorang cewek dengan catatan "she the last one. ever". Belakangan, cewek bernama Teresa (Kaya Scodelario) itu kenal dengan Thomas, membuat atmosfer di Glade semakin memanas. Penuh dengan tekanan dan keinginan untuk keluar, Thomas harus meyakinkan semua teman -temannya untuk pergi keluar dari Maze, walau nyawa taruhannya.

Tidak semegah The Hunger Games, tapi jelas lebih bagus dari Divergent. Secara genre, TMR sebenarnya ngga jauh beda dengan THG, Divergent maupun novel - novel post apocalypse lainnya dan terlepas dari karakter utamanya adalah pria plus film ini juga didominasi oleh banyak pemuda tanggung, yang membuat saya menikmati TMR adalah atmosfernya. Gelap, misterius, kental dengan aroma depresi dan ketidak pastian. Saya terus bertanya - tanya, apaan sih Glade ini? Kenapa mereka dikirim ke Glade dan ingatan mereka juga dihapus pra-Glade? Apa itu Maze? Kenapa kok cuma cowok semua? Terus kalau mereka lagi "pengen" gimana? (oke, abaikan pertanyaan aneh ini, wkwkwkwkw). Pertanyaan - pertanyaan saya pun beberapa terjawab seiring dengan jalannya cerita. Tapiii...mengingat saya ngga baca bukunya, tentunya ada yang aneh bagi saya.

Yang pertama, saat Thomas diserang Ben. Para penghuni Glade terkejut dan mereka bilang kalau Ben disengat, lalu kenapa kok pas siang hari disengatnya. Nah, ini saya bingung. Apaan sih yang nyengat Ben? Semakin bingung juga saat tahu Alby disengat. Semakin penasaran lah saya sama makhluk apa yang nyengat Ben dan Alby. Baru setelah saya tahu kalau yang menyengat mereka adalah Grievers, saya pun paham. Tapiiii, pertanyaan baru malah bertambah. Penghuni Glade bilang kalau Maze melindungi mereka dari Grievers di malam hari, lalu kalau Ben disengat saat siang, harusnya Grievers itu ada yang lolos dong pas siang. Lalu kenapa ngga ada yang tahu? Kemudian saat Alby diserang, asumsinya kan juga Grievers itu tidak muncul saat siang, lalu kenapa Alby disengat? Terus, saya agak heran juga sih kenapa para Runners ga memanjat dinding Maze agar bisa melihat keadaan Maze. Padahal ada tanaman yang merambat cukup tinggi kan? Dan, ini ada adegan yang bikin saya makin bingung yaitu adegan mendekati akhir film. Saya ngga mau spoiler sih, tapi yang sudah nonton mungkin ngerti maksud saya, hehehe :P

Oke lah ya, mungkin ada yang bilang ini cuma film, mestinya dinikmati aja. Tapi kalau pertanyaannya terlalu jelas kan bikin saya penasaran juga. Ah, mungkin saya perlu baca bukunya biar makin ngerti :D. Secara akting, semua pemain bermain dengan bagus dan porsinya pun merata. Saya sempat kesal juga sama Thomas yang ngga tahu apa - apa tentang Glade tapi begitu ceroboh saat berusaha menyelamatkan Alby di Maze. Saya sampai pengen getok Thomas karena keberaniannya nyaris membahayakan nyawanya. Tapi saya suka dengan perkembangan karakternya yang masuk akal dan Thomas ini emang bakat jadi pemimpin. Pemeran lain pun juga ngga jadi latar belakang doang, terutama Minho dan Newt yang berperan besar. Gally, ah, emang si Will Poulter ini pas banget meranin karakter cowok super nyebelin XD. Ngga Eustace (Narnia), ngga Gally, selalu pengen nampol wajah sotoynya, hihihi XD. Tapi Gally disini juga ngga sepenuhnya jahat sih, dia punya alasan kenapa menolak keluar dari Maze.

Suka adegan romansa? Aiiih, kamu bakal kecewa karena walau Thomas mengenal Teresa dan juga sebaliknya, tidak ada percikan - percikan (eaah :v) cinta di antara mereka. Tapi, saya seneng - seneng aja sih nonton TMR. Karena kadang adegan percintaan di film YA suka rada lebay, jadi TMR terasa sangat fresh buat saya. Tapi ada yang lucu sih, saat saya lagi baca -  baca diskusi film ini di Kaskus dan ada yang nanya kenapa kok isi penghuni Glade itu cowo semua, dan ada yang jawab "untuk mengetes ketahanan cowok hidup tanpa cewek" X)). Saya sendiri mikir sih, itu kan penghuni Glade semuanya cowok usia puber, apa mereka emang ga ada keinginan menjurus seksual apa ya? Atau pemikiran saya aja yang terlalu jauh kedepan? :v

Overall, TMR is not just a same old-same old movie based on YA books :D. Tegang, penuh misteri, didukung dengan performa Dylan O'Brien dkk yang ciamik, dan lingkungan The Glade plus Maze yang keras tapi juga menakjubkan,  sayang banget rasanya film ini buat dilewatkan. Dan pastinya, saya bakalan baca bukunya dong setelah ini ;).

Komentar

Postingan Populer