Review Film Fast and Foriuos 7
Fast & Furious 7 menjadi menjadi sebuah fenomena yang berhasil membuat gedung-gedung biosop di seluruh tanah air penuh walaupun pada liburan panjang seperti ini tentunya harga tiket akan setara dengan harga tiket weekend yang sedikit lebih mahal. Namun sepertinya hal ini tidak menyurutkan minat masyarakat dalam menyaksikan “aksi terakhir” Paul Walker sebagai Brian O’Conner. Rasanya hal ini pun sangat sepadan dengan kualitas yang diberikan. Bagaimana jelasnya? Mari kita simak review Fast and Furious 7 berikut!
Plot
Furious 7 melanjutkan kisah yang ada pada
seri film sebelumnya Fast & Furious 6. Disini Deckard Shaw (Jason
Statham) akan muncul sebagai villain utama di film ini. Deckard Shaw
yang berusaha membalaskan dendam Owen Shaw, sang adik yang babak belur
dan diringkus oleh Dom dan timnya. Owen Shaw sendiri merupakan pembunuh
bayaran yang juga bekas agen khusus Inggris yang kini hidup bagaikan
hantu.
Dimulai dengan mencuri informasi mengenai
Dom dan timnya dengan membajak komputer agen Luke Hobbs (Dwayne
Johnson) dan menghajarnya hingga terjatuh dari gedung kantor kepolisian,
Shaw kemudian berangkat menuju Tokyo dan membunuh Han melalui tabrakan.
Kemudian ia pun mengirimkan bom ke rumah Dom, Brian dan Mia dengan
berkedok kiriman paket dari Han(Sung Kang). Dom yang khawatir dengan Han
kemudian datang ke Tokyo dan menemui Sean (Lucas Black) yang telah
menjadi DK. Disinilah ia mendapatkan kabar kematian Han dan mendapatkan
barang-barang peninggalannya. Kemudian Hobbs memanggil Dom dan
memberikan informasi mengenai Shaw yang telah mengebom rumahnya dan
mengenai kematian Han. Dom yang emosi kemudian berusaha mencari
Shaw. Saat bertemu Shaw pertama kalinya, ia dihadang oleh pasukan khusus
pimpinan seorang agen yang tidak mau menyebutkan namanya, Mr. Nobody
(Kurt Russel).
Dari sinilah Dom diberitahu mengenai
teknologi Mata Tuhan (God’s Eye). Sebuah teknologi yang mampu membajak
seluruh perangkat visual dan audio yang ada di muka bumi. Dengan alat
ini keberadaan seseorang tentunya akan dapat dengan mudah terlacak dalam
hitungan menit, tidak terkecuali Deackard Shaw yang keberadaannya
bagaikan hantu pun akan mudah sekali terlacak. Teknologi ini dibuat oleh
seorang Hacker bernama Ramsey (Nathalie Emmanuel) yang sedang ditawan
oleh kelompok teroris pimpinan Jakande (Djimon Honsou). Dom, Brian(Paul
Walker), Letty(Michelle Rodriguez), Tej(Ludacris) dan Rome(Tyrese
Gibson) kemudian berhasil merebut Ramsey, menemukan Mata Tuhan dan
menggunakannya untuk melacak Shaw. Namun ditengah perjalanan Shaw yang
berkerja sama dnegan Jakande berhasil merebut Mata Tuhan kembali.
Akhirnya Dom dan timnya memutuskan untuk
kembali ke L.A. tempat dimana mereka kenal betul jalanannya. Pertarungan
antara dua kubu ini jelas tak terelakkan. Kubu Dom berusaha untuk
merebut kembali Mata Tuhan dengan meretas jaringannya dan memasukkan
virus ke dalamnya. Untunglah saat Mata Tuhan direbut Ramsey masih
bersama mereka.
Sekali lagi jalanan kota L.A. berubah
menjadi zona peperangan. Mobil yang meledak, kehancurang gedung dan
jalanan sudah menjadi keharusan dalam peperangan ini. Di tengah
peperangan agen Hobbs yang sedang dirawat di rumah sakit pun datang ikut
membantu Letty dan kawanannya yang mulai terdesak musuh. Pertarungan 1
lawan 1 kedua antara Dom dan Shaw pun menjadi pertarungan utama pada
bagian ini. Begitu juga dengan Brian, Rome, Tej dan Letty yang harus
terus bergerak saling mengoper Ramsey agar tidak tertangkap Jakande.
Pertarungan pun usai dengan Mata Tuhan
yang berhasil direbut kembali oleh Ramsey serta Shaw dan kelompok
Jakande yang terbunuh. Dom dan timnya kemudian datang menjemput
Mia(Jordana Brewster) dan anaknya yang bersembunyi di Kolombia. Di
tengah pertarungan sebelumnya Letty juga telah mendapatkan ingatannya
kembali. Sehingga kini seluruh anggota kelompok Dom dapat menjalani
hidup dengan tenang (tentunya sampai Fast & Furious 8 dirilis
nantinya).
Review Fast and Furious 7
Secara keseluruhan film ini sangatlah
menghibur, bahkan secara pribadi menurut saya film ini jauh lebih baik
dari segi cerita dibanding 3 seri sebelumnya. Walaupun sepintas mirip
cerita pada seri sebelumnya yang juga memperebutkan sebuah teknologi
canggih antara dua kubu, namun eksekusi film ini jauh lebih baik.
Kalian akan dibuat tertawa
berkali-kali dalam setiap adegan film. Rome dalam film ini semakin
ditonjolkan sebagai pemecah ketegangan suasana dan sangat berhasil. Hal
ini mengingatkan dengan terhiburnya kita saat menyaksikan 2 Fast 2
Furious dan Tokyo Drift. Saya yakin mendiang Paul Walker pun akan sangat
terhibur dengan film ini.
Walaupun untuk aksi stunt pertarungan dan
balapannya banyak trik yang tidak masuk akal dan bahkan bersifat
cocoklogi, namun rasanya untuk film aksi saat ini se-mainstream fast
& furious hal ini sudah bisa dimaklumi karena diperlukan sebagai
bumbu untuk mengundang decak kagum penonton. Walaupun menurut saya
sendiri film ini jadi terasa seperti film Chuck Norris dan juga serial
The Expendables yang banyak melibatkan adegan tidak masuk akal.
Kemunculan Shaw di berbagai tempat secara tiba-tiba menghajar puluhan
orang sendirian bagi sebagian orang akan mengingatkannya dengan aksi
Chuck Norris.
Dari segi visual film kali ini juga
sangat baik, karena adegan pertarungan memiliki visual sekelas dengan
film-film Marvel yang juga melibatkan banyak pertarungan, kehancuran
gedung, mobil dan sebagainya. CGI yang digunakan untuk “menghadirkan”
Paul Walker juga cukup rapi, walaupun jika dibandingkan dengan Paul
Walker, rahangnya akan terlihat lebih besar dan kotak. Kehadiran Paul
Walker ini dimungkinkan berkat bantuan Cody Walker dan Caleb Walker,
saudara Paul Walker yang tentu saja sepintas memiliki kemiripan dengan
sang almarhum.
Saya juga salut dengan 5 menit terakhir
adegan film ini yang benar-benar ditujukan pada Paul. Kalimat pidato Vin
Diesel yang pernah ditujukan untuk sang almarhum dan juga lagu khusus
buatan Ludacris yang ditujukan pada mendiang Paul pun diputar sebagai
BGM pada adegan ini. Pada adegan terakhir juga terlihat Brian yang
mengemudikan mobil berwarna putih dan mengambil jalan yang berbeda
dengan Dom.
Conclusion
Film ini sangat cocok untuk ditonton
bersama teman-teman terdekat kalian karena banyaknya humor dalam film
ini yang tentunya jika ditonton bersama teman-teman dekat keseruannya
pasti akan bertambah. Tapi jika kalian menontonnya dengan keluarga ada
baiknya dipertimbangkan jika ada yang masih di bawah umur. Fast &
Furious memang tidak bisa lagi dihindarkan dari adegan gadis-gadis seksi
di dalam film. Adegan stun yang tidak masuk akal sepertinya harus
dikurangi untuk seri berikutnya. Kehadiran Sean yang banyak ditunggu
orang-orang pun sayang sekali hanya pada satu adegan. Ya, jarak yang
cukup lama dari seri Tokyo Drift jelas membuat wajah Lucas Black yang
memerankannya terlihat lebih dewasa. Mungkin jika nantinya Sean ikut
beraksi dalam seri berikutnya harus dilakukan beberapa penyesuaian.
Visual efek dan penataan gambar film ini juga bisa dibilang sangat baik
dan patut dipuji.
Secara keseluruhan ini film yang sangat
menghibur, bahkan saya yakin Paul Walker pun pasti akan terhibur dengan
film ini di suatu tempat. Nilai 8/10 rasanya
pantas diberikan pada film yang berhasil membawa kembali keseruan dan
hiburan seperti pada seri-seri awalnya. Antrian panjang yang terjadi di
bioskop-bioskop tanah air akibat film ini pun sangatlah wajar. Kalau
kalian belum nonton film ini buruan nonton sebelum film ini menghilang
dari peredaran!
Komentar
Posting Komentar